ANALISIS PROSES PENDISTRIBUSIAN SEPATU NIKE
Nike merupakan salah satu perusahaan produsen sepatu olahraga yang terbesar di dunia, Perusahaan Nike didirikan oleh dua orang, yaitu Bill Bowerman dan Phill Knight. Pendiri Nike, William Jay "Bill" Bowerman dilahirkan pada tanggal 19 Februari 1911 di Portland, Oregon, Amerika Serikat dan meninggal pada tanggal 24 Desember 1999.
Nike merupakan sport equipment companies dengan menawarkan produk yang menunjang beberapa kegiatan olahraga seperti Nike Basketball, Nike Golf, Nike Running, Nike Tennis, Nike Sportswear, dan Nike Football. (Nike, 2015). Produk Nike tersebar di beberapa negara di dunia seperti benua Afrika, Amerika, Asia, Eropa, dan Middle East. Pada benua Asia terdiri dari negara Australia, Hong Kong, India, Malaysia, New Zealand, Filipina, Singapura, Thailand, Korea, Jepang, Taiwan, China, dan salah satunya adalah Indonesia (Nike, 2015).
Pihak-pihak yang mengelola pendistribusian sepatu Nike Indonesia antara lain adalah Nike Factory Store, Nike Store Indonesia, konter, outlet, dan website resmi Nike. Pendistribusian sepatu Nike menjadi lebih mudah karena di Indonesia juga terdapat beberapa pabrik atau sentra produksi sendiri.
Proses pendistribusian dari sepatu ini dilakukan secara langusng yaitu dijual langusng ke konsumen dan tidak langsung biasanya, dijualnya melalui toko online dan di toko-toko mall. Untuk distribusi, Pendistribusian sepatu Nike menjadi lebih mudah karena di Indonesia juga terdapat beberapa pabrik atau sentra produksi sendiri. Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang baru dikembangkan untuk industri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik yang dimiliki Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen puncaknya dipegang oleh orang Korea. manajer tingkat menengah dan supervisor juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi para pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda dalam kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa.
Komentar